Waterfall Gangga

saya dan teman saya melakukan surving ke gangga lombok utara - www.muliady-mper.blogspot.com.

DUPANA SMOKINK

menghisap rokok ini terasa gurih dan mantap tembakau asli pulau lombok baik untuk menghangatkan tubuh.

WATERFALL GANGGA

waktu saya datang kedua kalinya kesini - www.muliady-mper.blogspot.com.

LUK BEACH

Acara perpisahaan kami dengan kakak pembinbing PSG - www.muliady-mper.blogspot.com.

Waterfall Gangga

Memasuki sebuah GOA di dalam air terjun - www.muliady-mper.blogspot.com.

LUK BEACH

Suasana sore di pantai Luk dan menikmati sunset - www.muliady-mper.blogspot.com.

LUK BEACH

Kumpul bareng, dan ngombrol, becanda tawa - www.muliady-mper.blogspot.com.

LUK BEACH

Sedang menunggu sunset akan terbit - www.muliady-mper.blogspot.com.

Kamis, 02 Februari 2012

Kiat Memilih dan Merawat Perabot Antik

Memiliki perabot antik merupakan kebanggaan bagi sebagian orang, karena faktor kelangkaan dan harga yang selangit. Namun, memilih perabot antik tidaklah mudah. Diperlukan pengetahuan khusus agar tidak tertipu rayuan pedagang nakal.
Menurut Rina Kundang, pemilik Sony Art Gallery di bilangan Ciputat, Banten, perabot antik dibagi dua: perabot antik tua dan reproduksi. Cara membedakannya, kata Rina, yang tua biasanya memiliki bekas paku yang berkarat. "Perabot baru hasil reproduksi, bekas pakunya tidak karatan. Kalau barang tua, di bekas lubang paku pasti ada karat," katanya.
Kedua, perabot tua memiliki bentuk dan ragam hias tersendiri, tergantung asal dan tahun pembuatan. Perabot antik di Indonesia, biasanya mendapat pengaruh seni dari Belanda, China, atau Arab," papar Rina.
Ketiga, harga perabot antik umumnya fantastis. Rina memberi contoh, lemari antik hasil reproduksi harganya Rp 9 juta, tetapi lemari tua bisa dijual dengan harga Rp 180 juta ke atas.
Keempat, hasil proses penyempurnaan perabot tua, seperti ukiran biasanya lebih halus. "Hal ini disebabkan perabot tua dibuat dari bahan kayu yang istimewa dan berkualitas tinggi.  "Biasanya satu lembaran papan, walaupun dipotong tipis (8 mm), tidak akan pecah," katanya.
Merawat perabot antik
Merawat perabot antik sebenarnya sama seperti merawat perabot kayu biasa, cukup digosok menggunakan teak oil. "Hanya saja, perabot antik mesti lebih sering digosok, tetapi jangan terlalu keras," kata Rina.

Satu hal lagi, imbuhnya, jangan memakai pledge untuk menggosok perabot antik berusia tua, karena pledge memiliki unsur silikon. "Jika dibersihkan dengan pledge, hasilnya akan bersih sekali, sehingga akan menghilangkan kerak (patina) di perabot itu," katanya. "Untuk perabot antik, patina biasanya sengaja ditonjolkan, karena menjadi salah satu unsur yang menandai usia barang."

Pesona Raja Ampat Mulai Menggeser Bali

Bali kini tidak lagi menjadi satu-satunya andalan Indonesia untuk menarik wisatawan mancanegara datang. Kali ini, Bali mulai tergeser oleh pesona Raja Ampat. Bahkan, Raja Ampat, surga penyelam di wilayah Papua itu, sudah menjadi ikon promosi pariwisata di Swiss. Inilah ajang promosi pariwisata yang dilakukan KBRI-Bern bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif dan perusahaan transportasi umum di dua kota di Swiss, yaitu Bern dan Basel.
Promosi ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah wisatawan swiss yang berkunjung ke Indonesia, dan bertemakan "Postcards from a wonderland, a remarkable Indonesia" dimulai 1 Februari selama tiga bulan.
Seperti diungkap oleh Pensosbud KBRI Bern, Budiman Wiriakusumah, selama tiga bulan akan terpampang dengan indahnya ajakan untuk berlibur ke Indonesia. Para wisatawan diajak untuk mengunjungi objek wisata seperti Bunaken, Raja Ampat, Tana Toraja, Komodo, Flores, Borobudur, Lombok, Bangka Belitung, dan tentu saja Bali.
Data dari Badan Pusat Statistik pada 2010 mencatat, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia asal Swiss sebanyak 34.928 orang, dengan rata-rata pengeluaran sekitar 1.600 dolar AS dan rata-rata lama tinggal selama 15 hari. Jumlah ini termasuk angka yang signifikan mengingat jumlah penduduk Swiss yang hanya sekitar enam juta jiwa. Dengan promosi destinasi wisata Indonesia ini diharapkan masyarakat Swiss akan lebih banyak lagi memilih Indonesia sebagai tujuan wisata favoritnya.

Kamis, 05 Januari 2012

Minaq Celilong Ambon

Sai ndek uah rasaq jaja celilong???
Jaja celilong maiq gati rasane, ngumbe carente pinaq jaja celilong???
Jaja celilong tepinaq lekan bahan ambon jawa (Ubi Kayu) atau ambon jamaq (Ubi Jalar). Ambon Jawa atau
Ambon Jamaq teparut jangka lembut berterus te pijat atau te peras sekediq adeqna ndaq lueq laloq aiqna.
Suwahan na te pijat beterusna te pais ngadu gedeng puntiq si masih odaq. Carene tepeis, te kelat depak-depak leq daun puntiq. Berterus te tolo’an gula beaq (gula abang) leq tengaq. Baruqna te gulung, tepincuk isiq penyemat. Seuhan sino, ta kelak jangka masak.
Jaja celilong nike maiq gati, rasane manis anyir kejeb meleng. Jaja celilong biasene te kadu jari puluran dengan si jangka ngaro-ngareng lekan bangket. Sai demen jaja celilong? Beu endah tejual jari usahe kodeq-kode’an.

Main Kayu (Songklit)

MAIN KAYU (Tek-Tekan)
Permainan ini menggunakan alat dari kayu yang sudah dibersihkan kulitnya kemudian salah satu bagian kayu lebih panjang berukuran kira-kira 35 cm, sedangkan sa u bagian lagi lebih pendek kira-kira 12 cm. permainan ini bisa dilakukan secara perorangan atau berkelompok.
Untuk memulai melakukan permainan biasa diadakan pengundian untuk menentukan siapakah yang memulai permainan terlebih dahulu.
PENGUNGKITAN
Pihak Yang Menang:
Melakukan permainan dengan cara mengungkit kayu yang lebih pendek sekeras-kerasnya kearah lawan.
Pihak Yang Kalah:
Melakukan penangkapan terhadap kayu yang telah diungkit oleh pihak yang menang tadi. Jika pihak yang kalah, mampu menangkap kayu yang telah diungkit berarti pihak yang menang menjadi kalah, akan tetapi jika pihak mengungkit tidak mampu di tangkap kayunya oleh pihak yang kalah, maka pihak yang kalah melakukan pelemparan ke kayu yang lebih panjang, jika terkena berarti permainan terhenti tetapi bila tidak kena, permainan berlanjut.
SANKSI
Sanksi akan diterima oleh pihak yang kalah sesui dengan kesepakatan

Presean

PRESEAN
Salah satu seni bela diri yang menjadi warisan nenek moyang suku sasak. Pada awalnya perisaian di lakukan hanya untuk menguji kemampuan ilmu seseorang yang dalam prakteknya menggunakan pedang. Sesuai dengan perkembangan zaman maka perisaian dalam permainannya yaitu rotan yang ujungnya diberi campuran aspal dan pecahan beling yang di tumbuk halus disebut penjalin. Alat yang menangkis, menepis atau melindungi diri dari pukulan penjalin di sebut, ende. Ende terbuat dari kulit sapi atau kerbau. Pakaian pemain di lengkapi sapuq (penutup kepala) dan kain panjang.
Perisaian pada zaman dahulu dilaksanakan saat setelah selesai panen di malam hari saat bulan purnama. Perisaian di lakukan oleh 2 orang laki-laki yang diadu oleh pengembar dan seorang juri yang akan memberikan nilai. Seorang pemain dinyatakan kalah, dengan apabila sudah keluar darah dari kepala yang disebut bocor, atau di nyatakan kalah angka oleh juri.

Bau Nyale

Bau Nyale adalah sebuah peristiwa dan tradisi yang sangat melegenda dan mempunyai nilai sakral tinggi bagi suku Sasak.

Tradisi ini diawali oleh kisah seorang Putri Raja Tonjang Baru yang sangat cantik yang dipanggil dengan Putri Mandalika. Karena kecantikan-nya itu para Putra Raja memperebutkan untuk meminangnya.

Jika salah satu Putra Raja ditolak pinangannya maka akan menimbulkan peperangan. Sang putri mengambil keputusan pada tanggal 20 bulan kesepuluh untuk menceburkan diri ke laut lepas. Dipercaya oleh masyarakat hingga kini bahwa Nyale adalah jelmaan dari Putri Mandalika.

Nyale adalah sejenis binatang laut yang berkembang biak dengan bertelur, perkelaminan antara jantan dan betina. Upacara ini diadakan setahun sekali.Bagi masyarakat Sasak, Nyale dipergunakan untuk bermacam-macam keperluan seperti: santapan (Emping Nyale), ditaburkan ke sawah untuk kesuburan padi, lauk pauk, obat kuat dan lainnya yang bersifat magis sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Senduk dan Sodo

Senduk dan Sodo di ambil dari bahasa sasak yang berarti penguah/pengaduk, kegunaan Senduk sama Sodo tidak jauh berbeda hanya saja, kalo Senduk kegunaannya untuk mengagiq nasi ke piring, sedangkan Sodo sebagai penganduk dalam pembuatan jajan renggi/opak-opak (Jaje Penamat).
Dalam proses pembuatan/pembentukan, untuk menghasilkan senduk yang bagus dan berkualitas dan di pakai setiap hari, di butuhkan seorang pengerajin yang sudah bisa dalam hal pembuatan senduk tersebut. 
Bahan-bahan untuk pembuatannya tidaklah terlalu langka, hanya saja membutuhkan Pisau, Golok, Geregaji, dan Keterampilan.
PROSES PEMBUATAN SENDUK: senduk terbuat dari bahan kayu dan ketangkai kelapa, cara pembuatannya cukup sederhana, pertama potong kayu kira-kira Satu jengkal setengah atau sesuai keinginan anda, lalu di ukir pakai pisau, dan bentuk sebagus-bagus mungkin, nah disinilah tempat membutuhkan keterampilan, setelah ukiran kayunya selesai, nah sekarang giliran untuk pembentukan perangkapnya, perangkapnya terbuat dari ketangkai kelapa, caranya buat tangkai kelapanya seperti bulat agak lonjong sedikit setelah itu baru dihaluskan memakai amplas. 
PROSES PEMBUATAN SODO: proses pembuatan Sodo tidaklah terlalu berbeda, hanya saja, Sodo tidak membutuhkan ketangkai kelapa sebagai perangkapnya, cukup dengan kayu saja. Untuk pembuatan Sodo ini sangat membutukan sekali seorang ahli pembuatannya, karena pembuatan Sodo ini agak sedikit rumit dalam pembuatannya, sedikit lain halnya dengan pembuatan senduk.