Rabu, 04 Januari 2012

Adat Sasak

Dalam siklus kehidupan manusia, peristiwa kematian merupakan akhir kehidupan seseorang didunia. Masyarakat menyakini kehidupan lain setelah kematian. Di beberapa kelompok masyarakat di lakukan persiapan bagi si mati. Salah satu peristiwa yang harus dilakukan adalah penguburan. Penguburan meliputi perawatan mayat termasuk membersihkan, merapikan, atau pengawetan mayat. 
Upacara adat kematian yang dilaksanakan sebelum acara penguburan meliputi beberapa tahapan yaitu: 1. BELANGAR 
Masyarakat Sasak Lombok pada umumnya menganut agama Islam sehingga setiap ada yang meninggal ada beberapa proses yang dilalui. Pertama kali yang dilakukan adalah memukul beduk dengan irama pukulan yang panjang. Hal ini sebagai pemberitahuan kepada masyarakat bahwa ada salah seorang warga yang meninggal. Setelah itu maka masyarakat berdatangan baik dari desa tersebut atau desa-desa yang lain yang masih dinyatakan ada hubungan famili, kerabat persahabatan dan handai taulan. Kedatangan masyarakat ketempat acara kematian tersebut disebut langar (melayat). 
Tradisi belangar bertujuan untuk menghibur teman, sahabat yang ditinggalkan mati oleh keluarganya, mereka biasanya membawa beras seadanya guna membantu meringankan beban yang terkena musibah. 
2. MEMANDIKAN 
Dalam pelaksanaannya, apabila yang meninggal laki-laki maka yang harus memandikannya adalah laki-laki, begitu sebaliknya. Perlakuan kepada orang yang meninggal tidak dibedakan meskipun dari segi usia yang meninggal itu baru berumur sehari. Adapun yang memandikan itu tokoh agama setempat. Adapun macam air yang digunakan adalah air sumur. Setelah dimandikan, mayat dibungkuskan pada acara ini, biasanya si mayit ditaburi keratan kayu cendana atau cecame. 
3. BETUKAQ (PENGUBURAN) 
Adapun acara-acara yang dilaksanakan sebelum penguburan meliputi beberapa persiapan yaitu: 
A. setelah seseorang dinyatakan meninggal maka orang tersebut dihadapkan ke kiblat. Di ruang tempat orang meninggal dibakar kemenyan dan di pasangi langit-langit (bebaoq) dengan menggunakan kain putih (selempuri) dan kain tersebut baru boleh dibuka setelah hari kesembilan meninggalnya orang tersebut. Selesai dibungkus si mayat disalatkan dirumah oleh keluargannya sebagai shalat pelepasan, lalu dibawa kemasjid atau musala. 
B. pada hari tersebut (jelo mate) diadakan unjuran sebagai penyusuran bumi (penghormatan bagi orang yang meninggal dan akan dimasukkan kedalam kubur), untuk itu perlu penyembelehan hewan sebagai tumbal. 
4. NELUNG DAN MITUQ 
Upacara ini dilakukan keluarga untuk doa keselamatan arwah yang meninggal dengan harapan dapat diterima di sisi Tuhan yang Maha Esa selain itu keluarga yang ditinggalkan tabah menerima kenyataan dan cobaan. Selanjut diikuti dengan upacara nyiwaq dan begawe dengan persiapan sebagai berikut: 
A. mengumpulkan kayu bakar. Kayu biasanya dipersiapkan pada hari nelung (hari ketiga) dan mitu (hari ketujuh) dengan acara berebaq kayu (menebang pohon). 
B. pembuatan tetaring, terbuat dari daun kelapa yang dianyam dan digunakan sebagai tempat para tamu undangan (temue) duduk bersila. 
C. penyerahan bahan-bahan begawe, penyerahan dari epen gawe (yang punya gawe) kepada inaq gawe. Penyerahan ini dilakukan pada hari mituq. 
D. dulang inggas dingari, disajikan kepada penghulu atau Kyai yang menyatakan orang tersebut meninggal dunia. Dulang inggas dingari ini harus disajikan tengah malam kesembilan hari meninggal dengan maksud bahwa pemberitahuan bahwa besok hari diadakan upacara Sembilan hari. 
E. dulang penamat, adapun maksudnya symbol hak milik dari orang yang meninggal semasa hidupnya harus diserahkan secara sukarela kepada orang yang berhak mendapatkannya. Kemudian semua keluarga dan undangan dipinpin oleh Kyai melakukan doa selamatan untuk arwah yang meninggal agar diterima Tuhan yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan mengikhlaskan kepergiannya. 
F. dulang talet Mesan (penempatan Batu Nisan) dimasudkan sebagai dulang yang diisi dengan nasi putih, lauk berupa burung merpati dan beberapa jenis jajan untuk dipergunakan sebelum nisan dipasang oleh Kyai yang memimpin doa yang kemudian dulang ini dibagikan kepada orang yang ikut serta pada saat itu. Setelah berakhirnya upacara ini selesailah upacara nyiwaq.

0 komentar:

Posting Komentar